Ide dasar untuk mendapatkan bentuk konstruksi kuda-kuda
seperti urutan gambar dibawah ini :
a. Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda
bagian atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’,
sehingga kaki kuda-kuda menekan kedua tembok kearah samping.
Bila tembok tidak kokoh maka tembok akan roboh.
b. Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping
perlu dipasang balok horisontal untuk menahan kedua ujung bawah
balok kaki kuda-kuda tersebut. Batang horisontal tersebut dinamakan
balok tarik (AB).
c. Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat
sendiri kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P
bergerak turun ke titik P’, dengan adanya pelenturan, tembok seolaholah
ke dalam.
d. Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung atas
kaki kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung
tengah-tengah batang tarik AB yang disebut tiang gantung.
e. Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang,
sehingga kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan
adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan
keliatan cekung kedalam, ini tidak boleh terjadi.
f. Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi
batang sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang pada
bagian bawah tiang gantung ujung atas skoor menopang bagian
tengah kuda-kuda. Dengan demikian pelenturan dapat dicegah.
g. Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan
konstruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu
kaku. Untuk itu perlu diperkuat dengan dua batang kayu horisontal
yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang gantung.
seperti urutan gambar dibawah ini :
a. Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda
bagian atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’,
sehingga kaki kuda-kuda menekan kedua tembok kearah samping.
Bila tembok tidak kokoh maka tembok akan roboh.
b. Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping
perlu dipasang balok horisontal untuk menahan kedua ujung bawah
balok kaki kuda-kuda tersebut. Batang horisontal tersebut dinamakan
balok tarik (AB).
c. Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat
sendiri kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P
bergerak turun ke titik P’, dengan adanya pelenturan, tembok seolaholah
ke dalam.
d. Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung atas
kaki kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung
tengah-tengah batang tarik AB yang disebut tiang gantung.
e. Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang,
sehingga kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan
adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan
keliatan cekung kedalam, ini tidak boleh terjadi.
f. Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi
batang sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang pada
bagian bawah tiang gantung ujung atas skoor menopang bagian
tengah kuda-kuda. Dengan demikian pelenturan dapat dicegah.
g. Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan
konstruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu
kaku. Untuk itu perlu diperkuat dengan dua batang kayu horisontal
yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang gantung.