Konstruksi rangka terusan pada umumnya bagian luar dan
dalam dilapisi dengan papan. Tiang-tiang menembus melalui semua
tingkat bangunan. Oleh karena itu penyusutannya sedikit dan pada
dasarnya hanya tergantung dari bagian-bagian konstruksi yang
melintang. Maka bagian ini harus memenuhi syarat-syarat teknis.
Konstruksi rangka terusan pada umumnya dibuat dari papan.
Sambungan-sambungan seperti pen, gigi tunggal dan sebagainya tidak
digunakan disini, sebab semua sambungan dipaku. Untuk tiap-tiap
sambungan diperlukan paling sedikit empat paku. Jarak dari tiap-tiap
tiang pada umumnya kira-kira 60 cm.
Kestabilan pada arah horisontal diperoleh dari papan kuda-kuda
penopang atau dari lapisan papan-papan yang dipaku dan dipasang
diagonal. Kekuatan papan untuk rangka dinding yang bisa digunakan
adalah: 5/10, 5/12, 6/12. Berbeda dengan pada konstruksi tersusun,
maka pada konstruksi rangka terusan (lajur) biasanya dipasangkan
dinding papan atau susunan sirap. Beberapa cara pemasangan papan
dinding yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan papan dinding vertikal
Pemasangan papan dinding dengan lis pelindung (lis tempel):
Papan dipaku di tengah saja setiap 60 - 90 cm. Tebal papan 20 mm dan
tidak boleh lebih dari 16 cm lebarnya. Lis tempel berukuran 45/45 mm
dengan sisi miring disekrup dengan sekrup ukuran minimum 2 1/2" pada
jarak sejauh jarak papan. Pemasangan semacam ini memungkinkan
papan menyusut dan mengembang tanpa mengakibatkan timbulnya
pecahan.
Pemasangan papan bersponing dengan sela konis juga menggunakan
sekrup untuk menghindarkan melengkungnya papan. Arah datangnya
angin dan hujan harus diperhatikan, sehingga bisa dihindarkan air
masuk melalui celah sambungan vertikal
b. Pemasangan papan dinding horisontal
Papan dinding horisontal menggunakan papan berukuran
maximum 20/160 mm. Seperti pada pemasangan papan kap, atau
pada pemasangan papan dengan sponing khusus, pemasangan
dilakukan dari papan ujung bawah. Setiap papan disekrup atau
dipaku di bagian bawahnya. Dengan rnenggunakan sekrup,
melengkungnya papan dapat dihindarkan. Sambungan papan-papan
dapat diatur selang-seling. Lihat gambar XII-8.
c. Pemasangan dinding sirap
Untuk bangunan kayu, maka dinding sirap merupakan penutup
dinding yang paling ideal, karena dapat disesuaikan rnenyusut dan
mengembangnya pada bidang konstruksi dinding tanpa berakibat tidak
baik. Keuntungan lainnya ialah bahwa dinding sirap memberi
perlindungan yang baik terhadap iklim dan tahan lama. Dinding sirap
yang sudah terpasang boleh dikatakan tidak membutuhkan perawatan.
Dinding sirap dipasangkan pada papan atau pada reng. Untuk
dinding biasa, yaitu dinding yang terlindung oleh atap, pemasangan dua
lapis sudah memadai. Tetapi karena biasanya sirap yang digunakan
untuk menutup dinding dari kualitas dua atau tiga, karena kualitas satu
dan dua sudah digunakan untuk atap, maka disarankan pemasangan
empat lapis.
Sirap dipaku dengan paku berkepala datar ukuran 1". Sirap
yang dipotong lurus lebih baik daripada yang dipotong runcing. Sirap
berujung runcing ini menyalurkan air melalui alur sambungan daun sirap
yang di bawahnya. Dengan menggunakan sirap yang panjangnya 55 - 60
cm, diperoleh deretan sirap yang berjarak 14 cm. Pemakuan deretan
sirap dilakukan dengan rnenggunakan benang yang direntangkan. Untuk
bidang yang sempit dapat ditarik garis dengan pensil melalui sebuah
mistar.
dalam dilapisi dengan papan. Tiang-tiang menembus melalui semua
tingkat bangunan. Oleh karena itu penyusutannya sedikit dan pada
dasarnya hanya tergantung dari bagian-bagian konstruksi yang
melintang. Maka bagian ini harus memenuhi syarat-syarat teknis.
Konstruksi rangka terusan pada umumnya dibuat dari papan.
Sambungan-sambungan seperti pen, gigi tunggal dan sebagainya tidak
digunakan disini, sebab semua sambungan dipaku. Untuk tiap-tiap
sambungan diperlukan paling sedikit empat paku. Jarak dari tiap-tiap
tiang pada umumnya kira-kira 60 cm.
Kestabilan pada arah horisontal diperoleh dari papan kuda-kuda
penopang atau dari lapisan papan-papan yang dipaku dan dipasang
diagonal. Kekuatan papan untuk rangka dinding yang bisa digunakan
adalah: 5/10, 5/12, 6/12. Berbeda dengan pada konstruksi tersusun,
maka pada konstruksi rangka terusan (lajur) biasanya dipasangkan
dinding papan atau susunan sirap. Beberapa cara pemasangan papan
dinding yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan papan dinding vertikal
Pemasangan papan dinding dengan lis pelindung (lis tempel):
Papan dipaku di tengah saja setiap 60 - 90 cm. Tebal papan 20 mm dan
tidak boleh lebih dari 16 cm lebarnya. Lis tempel berukuran 45/45 mm
dengan sisi miring disekrup dengan sekrup ukuran minimum 2 1/2" pada
jarak sejauh jarak papan. Pemasangan semacam ini memungkinkan
papan menyusut dan mengembang tanpa mengakibatkan timbulnya
pecahan.
Pemasangan papan bersponing dengan sela konis juga menggunakan
sekrup untuk menghindarkan melengkungnya papan. Arah datangnya
angin dan hujan harus diperhatikan, sehingga bisa dihindarkan air
masuk melalui celah sambungan vertikal
b. Pemasangan papan dinding horisontal
Papan dinding horisontal menggunakan papan berukuran
maximum 20/160 mm. Seperti pada pemasangan papan kap, atau
pada pemasangan papan dengan sponing khusus, pemasangan
dilakukan dari papan ujung bawah. Setiap papan disekrup atau
dipaku di bagian bawahnya. Dengan rnenggunakan sekrup,
melengkungnya papan dapat dihindarkan. Sambungan papan-papan
dapat diatur selang-seling. Lihat gambar XII-8.
c. Pemasangan dinding sirap
Untuk bangunan kayu, maka dinding sirap merupakan penutup
dinding yang paling ideal, karena dapat disesuaikan rnenyusut dan
mengembangnya pada bidang konstruksi dinding tanpa berakibat tidak
baik. Keuntungan lainnya ialah bahwa dinding sirap memberi
perlindungan yang baik terhadap iklim dan tahan lama. Dinding sirap
yang sudah terpasang boleh dikatakan tidak membutuhkan perawatan.
Dinding sirap dipasangkan pada papan atau pada reng. Untuk
dinding biasa, yaitu dinding yang terlindung oleh atap, pemasangan dua
lapis sudah memadai. Tetapi karena biasanya sirap yang digunakan
untuk menutup dinding dari kualitas dua atau tiga, karena kualitas satu
dan dua sudah digunakan untuk atap, maka disarankan pemasangan
empat lapis.
Sirap dipaku dengan paku berkepala datar ukuran 1". Sirap
yang dipotong lurus lebih baik daripada yang dipotong runcing. Sirap
berujung runcing ini menyalurkan air melalui alur sambungan daun sirap
yang di bawahnya. Dengan menggunakan sirap yang panjangnya 55 - 60
cm, diperoleh deretan sirap yang berjarak 14 cm. Pemakuan deretan
sirap dilakukan dengan rnenggunakan benang yang direntangkan. Untuk
bidang yang sempit dapat ditarik garis dengan pensil melalui sebuah
mistar.