Pada dasarnya, wawancara merupakan percakapan antara dua orang. Seorang yang bertanya dan seorang yang menjawab. Proses wawancara tidak jauh berbeda dengan percakapan sehari-hari yang sering Anda lakukan.
Dengan demikian, dalam kegiatan wawancara, keduanya mengalami kegiatan mendengarkan dan berbicara. Lihatlah beragam berita yang disiarkan berita televisi setiap hari. Selain reportase, bahan berita bersumber dari wawancara. Wawancara memang kegiatan penting untuk mengetahui informasi. Apakah Anda pernah bercita-cita menjadi reporter?
Anda dapat melakukannya dengan belajar tekun memahami wawancara. Jika Anda perhatikan siaran radio dan televisi, biasanya ada tayangan khusus wawancara. Hal ini terutama terkait dengan peristiwaperistiwa yang sedang aktual. Berdasarkan perilaku mendengarkan/ menyimak, terdapat dua tipe perilaku dalam kegiatan mendengarkan/ menyimak wawancara, yaitu sebagai berikut.
1. Menyimak Faktual
Menyimak faktual berarti menangkap serta memahami faktafakta, konsep-konsep, serta informasi yang disampaikan pembicara. Pada saat kita menyimak, kita mencoba menangkap ide-ide pokok, gagasan-gagasan penting sang pembicara atau narasumber. Kegiatan yang dilakukan saat menyimak faktual adalah:
a. memusatkan perhatian pada pesan-pesan orang lain;
b. berusaha mendapatkan fakta-fakta.
2. Menyimak Empatik
Menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap psikologis dan emosional sang pembicara/narasumber dan bagaimana sikap tersebut memengaruhi ujarannya. Menyimak empatik ini dapat juga disebut menyimak aktif atau menyimak pemahaman.
Setiap pesan berisi dua bagian, yaitu isi atau materi faktual dan perasaan atau sikap pembicara terhadap isi tersebut. Kegiatan yang dilakukan saat menyimak empatik adalah:
a. memperhatikan isyarat-isyarat nonverbal (gerak-gerik anggota tubuh);
b. menempatkan diri pada posisi orang lain;
c. memusatkan perhatian pada pesan, bukan pada penampilan.