Acuan (cetakan) dan tiang acuan (perancah) adalah suatu
konstruksi sementara, yang gunanya untuk mendukung terlaksananya
pengerjaan adonan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki. Jadi acuan dan perancah harus dapat menahan berat baja
tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton
dan lain sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan
berat sendiri dan beban kerja.
Acuan beton terdiri dari bidang bagian bawah dan samping. Papanpapan
bagian bawah dari acuan yang tidak terletak langsung di atas
tanah dipikul oleh gelagar acuan, sedangkan gelagar acuan didukung oleh
perancah. Pada konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah,
bagian bawah tidak perlu diberi cetakan, tetapi cukup dipasang lantai
kerja dari beton dengan campuran 1 semen : 3pasir : 5 krikil dengan
ketebalan 5 cm. Jadi, yang perlu diberi papan acuan bagian samping saja.
Untuk pekerjaan beton yang akan difinishing dengan plesteran,
papan acuan tidak perlu dihaluskan, tetapi bila pekerjaan beton tidak
memerlukan finishing, maka permukaan acuan harus licin. Untuk
pekerjaan tersebut biasnya digunakan acuan dari multipleks, plywood,
atau pelat baja.
1. Bahan Acuan dan Perancah
Papan acuan dan tiang perancah yang digunakan biasanya dari
kayu yang harganya murah dan mudah dikerjakan. Juga dapat
dipergunakan pelat-pelat baja, pelat seng bergelombang, plywood dan
lain sebagainya. Meskipun acuan dan perancah dibuat dari kayu yang
murah, tetapi kayunya harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah,
sebab kayu yang terlalu basah akan mudah melengkung dan pecah.
Ukuran papan acuan biasanya adalah tebal 2-3 cm dan lebarnya 15-20
cm. Untuk perancah biasanya digunakan kasau 4/6 atau 5/7 cm, namun
banyak juga yang menggunakan perancah dari bambu.
Perkembangan yang terjadi dewasa ini, banyak digunakan acuan
yang telah siap rakit, papan acuan dari pelat baja, sedang perancahnya
menggunakan frame scafolding.
2. Persyaratan Acuan dan Perancah
Syarat-syarat mengenai acuan dan perancah adalah sebagai berikut;
3. Perencanaan Acuan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan/membuat
acuan dan perancah adalah;
konstruksi sementara, yang gunanya untuk mendukung terlaksananya
pengerjaan adonan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki. Jadi acuan dan perancah harus dapat menahan berat baja
tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton
dan lain sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan
berat sendiri dan beban kerja.
Acuan beton terdiri dari bidang bagian bawah dan samping. Papanpapan
bagian bawah dari acuan yang tidak terletak langsung di atas
tanah dipikul oleh gelagar acuan, sedangkan gelagar acuan didukung oleh
perancah. Pada konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah,
bagian bawah tidak perlu diberi cetakan, tetapi cukup dipasang lantai
kerja dari beton dengan campuran 1 semen : 3pasir : 5 krikil dengan
ketebalan 5 cm. Jadi, yang perlu diberi papan acuan bagian samping saja.
Untuk pekerjaan beton yang akan difinishing dengan plesteran,
papan acuan tidak perlu dihaluskan, tetapi bila pekerjaan beton tidak
memerlukan finishing, maka permukaan acuan harus licin. Untuk
pekerjaan tersebut biasnya digunakan acuan dari multipleks, plywood,
atau pelat baja.
1. Bahan Acuan dan Perancah
Papan acuan dan tiang perancah yang digunakan biasanya dari
kayu yang harganya murah dan mudah dikerjakan. Juga dapat
dipergunakan pelat-pelat baja, pelat seng bergelombang, plywood dan
lain sebagainya. Meskipun acuan dan perancah dibuat dari kayu yang
murah, tetapi kayunya harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah,
sebab kayu yang terlalu basah akan mudah melengkung dan pecah.
Ukuran papan acuan biasanya adalah tebal 2-3 cm dan lebarnya 15-20
cm. Untuk perancah biasanya digunakan kasau 4/6 atau 5/7 cm, namun
banyak juga yang menggunakan perancah dari bambu.
Perkembangan yang terjadi dewasa ini, banyak digunakan acuan
yang telah siap rakit, papan acuan dari pelat baja, sedang perancahnya
menggunakan frame scafolding.
2. Persyaratan Acuan dan Perancah
Syarat-syarat mengenai acuan dan perancah adalah sebagai berikut;
a. Dapat menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk,
ukuran, dan batas-batas sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar kerja.
b. Kokoh dan cukup rapat, sehingga dapat dicegah adanya kebocoran
adukan beton.
c. Harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin
kedudukan dan bentuk yang tetap.
d. Terbuat dari bahan yang tidak mudah menyerap air dan
direncanakan sedemikian rupa, sehingga mudah dibongkar tanpa
menyebabkan kerusakan beton.
e. Bersih dari kotoran serbuk gergaji, potongan kawat pengikat dan
kotoran lainnya.
f. Apabila acuan dan perancah harus memikul beban yang besar
dan/atau dengan bentang yang besar atau memerlukan bentuk
khusus, maka harus dilakukan perhitungan dan gambar kerja
khusus.
3. Perencanaan Acuan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan/membuat
acuan dan perancah adalah;
a. Kecepatan dan cara pengecoran beton.
b. Beban yang harus dipikul, termasuk beban, horisontal dan beban kejut.
c. Selain kekuatan dan kekakuan acuan, kestabilitas juga perlu
diperhitungkan dengan baik.
d. Tiang-tiang acuan dari kayu harus dipasang di atas papan kayu
yang kokoh dan mudah distel dengan baji. Tiang-tiang acuan
tersebut tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang
tidak disokong ke arah samping. Bambu sebaiknya tidak digunakan
sebagai tiang acuan.