Lumut mengalami reproduksi seksual, karena
anteridium akan menghasilkan sejumlah gamet jantan berflagela (sel sperma)
yang nantinya akan dilepaskan dari anteridium, karena dia hidup di tempat
yang basah. Sel sperma ini dapat berenang. Arkegonium akan menghasilkan
ovum. Perhatikan Gambar 7.15 berikut ini! Sel sperma (spermatozoid) akan
berenang menuju arkegonium dan terjadilah pembuahan. Jadi, lumut mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis.
Pada arkegonium yang berbentuk seperti botol, ada bagian lebar yang
disebut perut dan bagian sempit yang disebut leher. Kedua bagian ini mempunyai
dinding yang terdiri atas selapis sel. Dalam bagian perut terdapat
satu sel pusat besar, yang siap untuk dibuahi dan akan membelah menjadi
sel telur. Bagaimana dengan bentuk anteridium? Bentuk anteridium seperti
gada/bulat dan dindingnya seperti arkegonium yang terdiri atas selapis selsel
mandul, di dalamnya terdapat sejumlah sel-sel induk spermatozoid berbentuk
spiral pendek yang terdiri atas inti dan dua bulu cambuk.
Apabila arkegonium telah masak, maka sel telur siap dibuahi dan akan
membuka pada ujungnya. Pada bagian sel-sel leher dan perutnya menjadi
lendir yang menghasilkan zat-zat tertentu sebagai daya penarik spermatozoid.
Jika dibuahi akan menjadi zigot yang tidak akan memerlukan waktu
istirahat, tetapi akan terus berkembang menjadi embrio yang diploid kemudian
tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora
yang disebut sporogonium.
Di dalam sporogonium terdapat kotak spora atau sporangium. Sporangium
ini akan memproduksi spora (4 spora yang berkelompok/tetrade)
dengan pembelahan meiosis, kemudian terlepas. Apabila dalam keadaan
lingkungan yang cocok sporangium akan terbuka sehingga spora akan terlepas
dan jatuh pada tempat yang cocok.
Spora yang kecil (haploid) akan berkecambah menjadi suatu protalium
disebut dengan protonema, bentuknya seperti benang tumbuh memanjang
di atas tanah. Protonema ini akan tumbuh menjadi besar, tetapi ada pula
yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh
dan berkembang menjadi tumbuhan lumut.
Bagaimana dengan perkembangan lumut selanjutnya? Perhatikan dan pelajari
Gambar 7.16 berikut ini.
Berdasarkan skema daur hidupnya, tampak jelas dalam daur hidup lumut
menunjukkan adanya pergiliran keturunan/metagenesis yang jelas. Perhatikan
mulai dari spora tumbuh protonema dan seterusnya sampai menghasilkan
anteridium dan arkegonium. Fase ini merupakan fase perkembangan yang
haploid. Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit sehingga disebut
sebagai fase gametofit.
Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporogonium
dan merupakan fase perkembangan diploid. Sporogonium ini tidak hidup sendiri,
tetapi mendapatkan makanannya dari gametofitnya. Sporogonium akan
mengalami pembelahan secara reduksi menghasilkan spora, sehingga fase ini
disebut sebagai fase sporofit. Demikian seterusnya kedua fase ini akan terjadi secara
bergantian. Coba Anda pikirkan dan carilah perbedaan dari kedua fase tersebut!
Selain memperbanyak diri dengan spora, lumut juga melakukan
pembiakan secara vegetatif dengan kuncup eram. Pembiakan ini dapat
terjadi dengan bermacam-macam cara, pada protonema, talus, atau bagianbagian
lain pada tubuh lumut. Kuncup eram dapat melepaskan diri dari induknya
dan tumbuh menjadi individu baru.
anteridium akan menghasilkan sejumlah gamet jantan berflagela (sel sperma)
yang nantinya akan dilepaskan dari anteridium, karena dia hidup di tempat
yang basah. Sel sperma ini dapat berenang. Arkegonium akan menghasilkan
ovum. Perhatikan Gambar 7.15 berikut ini! Sel sperma (spermatozoid) akan
berenang menuju arkegonium dan terjadilah pembuahan. Jadi, lumut mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis.
Pada arkegonium yang berbentuk seperti botol, ada bagian lebar yang
disebut perut dan bagian sempit yang disebut leher. Kedua bagian ini mempunyai
dinding yang terdiri atas selapis sel. Dalam bagian perut terdapat
satu sel pusat besar, yang siap untuk dibuahi dan akan membelah menjadi
sel telur. Bagaimana dengan bentuk anteridium? Bentuk anteridium seperti
gada/bulat dan dindingnya seperti arkegonium yang terdiri atas selapis selsel
mandul, di dalamnya terdapat sejumlah sel-sel induk spermatozoid berbentuk
spiral pendek yang terdiri atas inti dan dua bulu cambuk.
Apabila arkegonium telah masak, maka sel telur siap dibuahi dan akan
membuka pada ujungnya. Pada bagian sel-sel leher dan perutnya menjadi
lendir yang menghasilkan zat-zat tertentu sebagai daya penarik spermatozoid.
Jika dibuahi akan menjadi zigot yang tidak akan memerlukan waktu
istirahat, tetapi akan terus berkembang menjadi embrio yang diploid kemudian
tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora
yang disebut sporogonium.
Di dalam sporogonium terdapat kotak spora atau sporangium. Sporangium
ini akan memproduksi spora (4 spora yang berkelompok/tetrade)
dengan pembelahan meiosis, kemudian terlepas. Apabila dalam keadaan
lingkungan yang cocok sporangium akan terbuka sehingga spora akan terlepas
dan jatuh pada tempat yang cocok.
Spora yang kecil (haploid) akan berkecambah menjadi suatu protalium
disebut dengan protonema, bentuknya seperti benang tumbuh memanjang
di atas tanah. Protonema ini akan tumbuh menjadi besar, tetapi ada pula
yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh
dan berkembang menjadi tumbuhan lumut.
Bagaimana dengan perkembangan lumut selanjutnya? Perhatikan dan pelajari
Gambar 7.16 berikut ini.
Berdasarkan skema daur hidupnya, tampak jelas dalam daur hidup lumut
menunjukkan adanya pergiliran keturunan/metagenesis yang jelas. Perhatikan
mulai dari spora tumbuh protonema dan seterusnya sampai menghasilkan
anteridium dan arkegonium. Fase ini merupakan fase perkembangan yang
haploid. Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit sehingga disebut
sebagai fase gametofit.
Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporogonium
dan merupakan fase perkembangan diploid. Sporogonium ini tidak hidup sendiri,
tetapi mendapatkan makanannya dari gametofitnya. Sporogonium akan
mengalami pembelahan secara reduksi menghasilkan spora, sehingga fase ini
disebut sebagai fase sporofit. Demikian seterusnya kedua fase ini akan terjadi secara
bergantian. Coba Anda pikirkan dan carilah perbedaan dari kedua fase tersebut!
Selain memperbanyak diri dengan spora, lumut juga melakukan
pembiakan secara vegetatif dengan kuncup eram. Pembiakan ini dapat
terjadi dengan bermacam-macam cara, pada protonema, talus, atau bagianbagian
lain pada tubuh lumut. Kuncup eram dapat melepaskan diri dari induknya
dan tumbuh menjadi individu baru.